Sabtu, 12 Maret 2016

Cerita Nenek si Kucing Kalem

Sempat di postingan sebelumnya (Jupiter), aku bilang jika aku ingin bercerita tentang Nenek, kucing betina berwarna kuning. Selain matanya yang indah karena berwarna (seperti) biru gelap bukan hijau terang, aku kagum dengan keahliannya mengurus anak-anaknya. Aku tidak tahu ada berapa anak yang dia punya saat itu. Namun yang saat itu paling sering terlihat ada dua. Pertama anaknya yang berwarna kuning terang dan satu lagi yang belang tiga. Anak yang belang tiga ini mewarisi mata si Nenek. Lucunya anak-anaknya itu kemudian berteman dengan satu kucing lainnya. Maksudnya bermain bersama anak kucing liar yang beberapa waktu kemudian ditinggal oleh induknya.

sumber
 
Pernah suatu kali, Nenek dengan badannya yang kembali ramping setelah melahirkan dua anak kucing lucu, sedang menungguku dengan sabar selesai makan. Nenek selalu begitu. Ketika melihat ada yang mau makan, dia akan duduk di dekat kaki orang tersebut lalu berbaring. Kepalanya di taruh di punggung kaki orang yang lagi makan tersebut. Tidak ada suara yang keluar dari mulutnya. Nenek memang paling irit suaranya. Aku rasa ada masalah dengan tenggorokannya. Tapi yang pastinya, cara Nenek minta makan memang lebih kalem dan sabar.

Setelah selesai makan, Nenek pun mengikutiku ke belakang. Aku menyisakan tulang ayam untuknya. Dia lalu makan sendiri, tapi tak lama itu dia menggigit satu tulang dan dibawanya keluar. Aku mengikutinya karena kupikir dia akan memindahkan tulang itu dan makan di ruangan lain. Di rumah ini, kucing tidak boleh di kasih makan selain di dapur. Kukira Nenek akan seperti itu, ternyata tidak.

Nenek membawa tulang itu di mulutnya lalu melompati terali pintu samping. Di luar rupanya ada dua anaknya yang lucu itu. Ya, ampun, so sweet bangetlah. Aku melihat bagaimana Nenek begitu pandai mengasuh anaknya. Tulang itu di taruh di lantai teras samping rumahku, di dekat anak-anaknya. Nenek membawakan tulang itu untuk mereka dan mereka pun mulai makan.

Kejadian itu sudah lama berlalu. Sekarang anak Nenek yang dua itu sudah besar. Ah, maksudku, satu (yang belang tiga) berhasil tumbuh besar dan masih berkeliaran di sekitar sini. Sedangkan satunya lagi (yang berwarna kuning) entah kemana. Tidak tampak lagi di sekitar mereka. Entah mati (mudah-mudahan tidak), aku juga tidak tahu. Sementara kucing putih yang cantik (yang ditinggal induknya) masih terlihat di sekitar sini. Hmm…

Sekitar beberapa hari lalu, Nenek melahirkan empat ekor anak lagi. Semuanya berwarna kuning, dan sehat. Ya, begitulah kisah Nenek, si kucing betina kalem yang keibuan. :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Haii..terimakasih telah mampir dan menuliskan komentar. Have a good time! :D