Sempat di
postingan sebelumnya (Jupiter), aku bilang jika aku ingin bercerita tentang
Nenek, kucing betina berwarna kuning. Selain matanya yang indah karena berwarna
(seperti) biru gelap bukan hijau terang, aku kagum dengan keahliannya mengurus
anak-anaknya. Aku tidak tahu ada berapa anak yang dia punya saat itu. Namun
yang saat itu paling sering terlihat ada dua. Pertama anaknya yang berwarna
kuning terang dan satu lagi yang belang tiga. Anak yang belang tiga ini
mewarisi mata si Nenek. Lucunya anak-anaknya itu kemudian berteman dengan satu
kucing lainnya. Maksudnya bermain bersama anak kucing liar yang beberapa waktu
kemudian ditinggal oleh induknya.
sumber |
Pernah
suatu kali, Nenek dengan badannya yang kembali ramping setelah melahirkan dua
anak kucing lucu, sedang menungguku dengan sabar selesai makan. Nenek selalu
begitu. Ketika melihat ada yang mau makan, dia akan duduk di dekat kaki orang
tersebut lalu berbaring. Kepalanya di taruh di punggung kaki orang yang lagi
makan tersebut. Tidak ada suara yang keluar dari mulutnya. Nenek memang paling
irit suaranya. Aku rasa ada masalah dengan tenggorokannya. Tapi yang pastinya,
cara Nenek minta makan memang lebih kalem dan sabar.
Setelah
selesai makan, Nenek pun mengikutiku ke belakang. Aku menyisakan tulang ayam
untuknya. Dia lalu makan sendiri, tapi tak lama itu dia menggigit satu tulang
dan dibawanya keluar. Aku mengikutinya karena kupikir dia akan memindahkan
tulang itu dan makan di ruangan lain. Di rumah ini, kucing tidak boleh di kasih
makan selain di dapur. Kukira Nenek akan seperti itu, ternyata tidak.
Nenek
membawa tulang itu di mulutnya lalu melompati terali pintu samping. Di luar
rupanya ada dua anaknya yang lucu itu. Ya, ampun, so sweet bangetlah. Aku melihat bagaimana Nenek begitu pandai
mengasuh anaknya. Tulang itu di taruh di lantai teras samping rumahku, di dekat
anak-anaknya. Nenek membawakan tulang itu untuk mereka dan mereka pun mulai
makan.
Kejadian
itu sudah lama berlalu. Sekarang anak Nenek yang dua itu sudah besar. Ah,
maksudku, satu (yang belang tiga) berhasil tumbuh besar dan masih berkeliaran
di sekitar sini. Sedangkan satunya lagi (yang berwarna kuning) entah kemana.
Tidak tampak lagi di sekitar mereka. Entah mati (mudah-mudahan tidak), aku juga
tidak tahu. Sementara kucing putih yang cantik (yang ditinggal induknya) masih
terlihat di sekitar sini. Hmm…
Sekitar
beberapa hari lalu, Nenek melahirkan empat ekor anak lagi. Semuanya berwarna
kuning, dan sehat. Ya, begitulah kisah Nenek, si kucing betina kalem yang keibuan.
:D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Haii..terimakasih telah mampir dan menuliskan komentar. Have a good time! :D